Mr. Anything For You

Jumat, 21 September sekitaran jam 19.30 wib seperti biasa gue ngecek akun twitter. Yap, mungkin untuk remaja seusia gue yang doyan nge-tweet atau sekedar ngecek akunnya sendiri hal ini  sudah biasa. Kecuali bagi mereka kaum-kaum yang setiap malamnya dihabiskan dengan membaca atau belajar.
Langsung ke topik, well malem itu fikiran gue flashback ke masa-masa pas gue deket sama seseorang setelah gue liat tweetnya. He’s writing a tweet that makes me wanna see his blog. Dan gue pun ngeliat blog dia, ternyata gak ada postingan baru. Yang ada postingan yang dulu-dulu yang disalah satu postingannya ada julukan gue buat dia dimasa lalu. Kita emang gak punya hubungan resmi eh hmm maksudnya dengan status yang jelas, cuma deket tapi begitulah.
I call him “Mr. Anything For you” cause he often says anything for you to me. And he calls me “Mrs. Curious”, yes he calls me that. Katanya sih karena gue sering bikin dia penasaran, ntah apa yang gue lakukan hingga dia sebegitu penasaran sampe-sampe manggil gue curious. Ya masa lalu..
Di postingan itu masih berisi penantian dia. Dulu sebenernya kita udah hampir jadi, tapi mungkin karena emang gak jodoh jadi gak bersatu. Njiee~
Ya, semua dia curahkan dipostingan itu. Yang agak bikin miris dan otak gue mutarin memori tentang dia lagi saat gue liat ujung postingannya.

Curious :*

Yes, akhir postingan itu seperti itu. Gue ngerti, memang disaat kita suka atau mulai menaruh perasaan ke orang lain pasti ada sebuah cerita dan rasa yang ingin dicurahin, dan salah satu media buat curhat itu blog. Mungkin kalau dia gak ngeposting itu, gue gak bakal flashback tentang dia sekarang. Toh kita gak deket lagi, udah kaya senior-junior biasa. Ketemu senyum, hormat, dan ngomong pun seperlunya aja. Mau gimanapun dia pernah ada dan ngisi hari-hari gue waktu IB. Yang ngerti gimana keadaan gue dan selalu sabar ngadepin kecuek-an gue. Ya, dia yang disana. Yang bukan siapa-siapa gue dan cuma kebetulan ketemu karena gue masuk sekolah ini dan dia atasan gue. Setidaknya ada kenangan buat gue. Mungkin rasa gue ke dia cukup gede dulu, tapi mau segede apapun gak segede rasa gue ke “First Boy Who I Want To Kill”. Hmm the supeerrr  bigbomb.
Kembali ke topik awal, memang yang namanya perasaan itu gak bisa dibohogin. Kenangan itu ada, mungkin indah mungkin tidak. Namun kenangan itulah yang mengajari kita untuk kedepannya. Kalau kamu kehilangan seseorang karena sifat kamu yang buruk, perbaikilah agar kamu gak kehilangan lagi kedepannya. Kalau kamu kehilangan seseorang karena tahu kamu Cuma seorang yang gak bermateri, berusaha keraslah dan tunjukkan kamu bisa melampaui apa yang dia inginkan darimu dulu dan temukan yang lebih baik dari dia^^
Teringat masa lalu? Biarkan. Kenangan yang terlalu indah atau terlalu pahit memang sulit terlupa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepikiran #3 Kepikiran

What Happened to My Twenty-Seventh

Human's Emotion Over a Novel: Laut Bercerita