Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Sudah sampai mana?

        Jadi, sudah sampai mana kamu memulainya? Sudahkah berdiri di garis start? Atau masih dalam tahap pemanasan? Atau masih di dalam mimpimu yang sudah memenangkan perlombaan?          Jika sudah hadir kamu di garis start itu, bagus. Kamu tentu berani dan cukup punya nyali untuk ikut bertanding.         Atau kamu masih pemanasan? Tak mengapa. Bahkan itu berarti kamu ingin baik-baik saja selama bertanding. Itu berarti kamu punya niat untuk bersaing.         Atau kamu memulainya dalam mimpimu? Ketika semuanya indah, mudah  dan tanpa celah untuk kalah. Ketika kamu dengan mudahnya menahan dia untuk berbicara dan mengumbar tawa.         Wah senang sekali. Di mimpimu pasti kamu sudah mulai berani memandang kedua bola matanya. Menjadi pemenang dan mendapatkan tempat di ruang kecil di dalam hatinya. Dan menjadi raja di kerajaan yang kamu dan dia ciptakan (dalam mimpimu).         Tapi, sayang sekali kalau memang  begitu. Kamu hanya menang dalam lingkaran khayalan. Dalam cerita semu

Malaikat Kecil

Aku telah berkelana mengitari seisi kota untuk mencarimu. Bahkan menyusuri tiap jalanan basah nan gelap malam itu. Dengan kaki yang mulai terasa lemah, aku berhenti di sebuah pelataran toko yang tak jelas kulihat apa namanya. Seperti yang kau tahu, mataku layaknya rabun senja. Sulit melihat di kala mentari tak lagi sepenuhnya menyinari.             Ku letakkan sepeda yang seharian ini ku kayuh dan aku terduduk di ubin dingin itu. Rasanya sangat sulit bernafas dengan udara dingin yang mulai membuat setiap helaan nafasku menjadi uap putih.             Ah, aku mulai cemas dan hampir putus asa. Kota seperti ini, mampukah kau keluar darinya?. Sebenarnya dimana kau hentikan langkah kedua kaki kecilmu?.             Aku berdiri dan meninggalkan kehangatan untuk ubin pelataran toko yang ku duduki tadi. Ku dirikan sepedaku dan kembali menaikinya. Kembali mengayuh sepedaku yang setia sedari tadi menopangku dan membantuku mencarimu.             Dinginnya udara membuatku semakin khawatir a

Pertanyaan Retorismu

“ Hai, aku lulus masuk perguruan tinggi di Aussie “ kata Bayu di media sosialku tiba-tiba. “ Oh ya? Wah selamat ya! “ jawabku dengan semangat. Padahal sebelum dia memberitahuku, aku sudah tahu duluan. Bukan, bukan karena aku dukun yang bisa mengetahui hal itu sebelum diberitahu. Tapi, menge-stalk akun twitternya adalah cara terbaik untuk mengetahui hal ter-update dari dirinya. “ Hehe, boleh aku kesana? “ tanyanya padaku. Ah dia menanyakan hal itu? Sesuatu yang berkaitan dengan masa depannya. “ Kau sungguh-sungguh? “ tanyaku balik pada Bayu. Dari sebuah novel yang pernah kubaca, jika seorang lelaki meminta saran tentang masa depannya dari seorang wanita, itu berarti lelaki itu ingin sang wanita yang ia tanya ada juga di dalam rencana masa depannya. Tapi, apa ini namanya meminta pendapat?. Atau sekadar meminta izin dan basa-basi pada teman lama?. “ Apa kalau aku serius atau bercanda, wajahku bisa terlihat dari sana? “ dia kembali bertanya. “ Tidak hehehe” jawabku singkat. “ Kejarl

Happy Birthday, Derra !

Yak happy birthday for me! Kyaaa senang sekali sudah berusia 18 tahun hari ini! Tepat 18 tahun sudah gue lahir dan hidup dengan bahagia, enerjik dan penuh rasa cinta tanah air. Maklum, gue hidup di atas tanah dan minum air. Masa gue gak cinta sama tanah air? Jadi kacang lupa kulitnya dong kalo gue gak cinta! Gue bahagiaaaa ratusan kali kaya lapisan coklat disebuah wafer. Rasanya pengen meletus kaya balon hijau. Tapi tetep bukan karena hatiku sangat kacau. Begitu banyak kebahagiaan yang tercipta di hari ini ( 12 Juni ). Mulai dari sms sahabat gue, chat ucapan dari mantan gue, sms, mention dan pesan dari senior, junior dan temen-temen dari TK, SD, SMP dan SMK. Pokoknya, ISTIMEWAAAA! Dan paling indah adalah kecupan yang mendarat di pipi dan kening gue ditangal 12 Juni pagi dari Ayah dan Mama tersayang. Aaaaakkk so sweeeettt! Plus ucapan ulang tahun penuh cinta lagi. Setelah dua tahun belakangan ini gue gak ngerasainnya karena harus on job training di Jekardah. It’s okay