Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Butuh Kopi Pahit #2

“Arisa, ya?” Well, apa ini? Apa ini mimpi lagi? Mimpi dalam mimpi? Eh tapi kok deg-deg-an? “Iya, maaf apa saya kenal Anda?” tanyaku memastikan. Masih deg-deg-an. “Mungkin kamu enggak kenal saya, tapi saya pernah sekali baca novel kamu. Penulis cerita Bukan Awan, kan?” “Hmm iya hehe” jawabku dengan tawa yang terdengar dipaksakan. Bukan Awan? Buseh, itu jaman kapan tau.. “Perkenalkan, saya.. “ “Arhan” Belum sempat dia mengenalkan namanya, suara barista kedai itu menyebutkan sebuah nama. Dan aku masih duduk manis, tidak jadi melangkah pergi. “Nah itu barusan nama saya, sebentar..” Dia tersenyum manis dan segera berlalu menuju minuman yang baru saja selesai dibuat. Mataku seperti terhipnosis, tergiring mengikuti langkah kaki lelaki itu. Biar ku definisikan ciri-ciri lelaki itu. Saat ini dia memakai kemeja lengan panjang warna biru gelap yang digulung sampai siku, kaos dalam hitam dengan bawahan celana berwarna coklat tua. Jam kulit, tas simple dan dia wangi. Lelaki