Kepikiran #2 Bacaan


Inget gak buku pertama yang kalian baca?


Kalau dipikir-pikir, sebelum bisa baca tulisan, kayanya kebanyakan dari kita lebih dulu bisa baca iqro, ya. Iqro juga isinya tulisan, sih, cuma bahasa Arab.

Kenapa ujug-ujug nanya buku ya? Oh, ya, soalnya hari ini trending topic di Twitter salah satunya Andrea Hirata. Terus, baca tweet-tweet orang tentang beliau, aku merasa langsung ketarik ke masa lampau. Tulisan tuh memang semacam medium buat melakukan perjalanan waktu, ya. Beuh.. ((perjalanan waktu))

Terus hubungannya perjalanan waktu sama Andrea Hirata?

Kalau diingat-ingat, Andrea Hirata adalah penulis novel pertama yang aku kenali. Sekitar 10 tahun lalu, seorang anak SD (alias saya sendiri) yang lagi nginep di rumah sepupunya, menemukan novel Sang Pemimpi. Sampulnya bagus, tanpa pikir apa-apa aku tertarik buat cari tahu isinya. Waktu itu bahkan aku belum tau korelasinya sama film Laskar Pelangi dan malah jadi pengen tau film Laskar Pelangi setelah baca novel ini.

Bertahun-tahun setelahnya, akhirnya aku bisa baca novel Andrea Hirata yang lain. Sempat dapat hadiah novel Ayah dan bisa beli novel beliau yang lainnya. Mungkin dari banyaknya tulisan Andrea Hirata, baru 3 atau 4 buku yang pernah aku baca sampai saat ini. Meskipun bacaanku terbatas, aku bisa bilang kalau aku salah satu penggemar tulisannya. Sampai-sampai pernah bercita-cita kalau nikah mau setel lagu Melayu. Ini saking vibe Melayu di novelnya kental banget.

Bagaimana pun juga, Andrea Hirata dan buku-bukunya adalah tuas jendela yang membantu diriku ini melihat keluar. Beliau dan buku-bukunya adalah yang pertama membuatku percaya bahwa kata-kata punya kekuatan. Mau berapa kali pun mengulang baca Ayah, tetap pada momen-momen tertentu bisa-bisanya aku nangis.

Udah gitu aja. Ini bukan #kepikiran kayanya, lebih kaya curhat selingan. Hehehehehehe~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepikiran #3 Kepikiran

What Happened to My Twenty-Seventh

Human's Emotion Over a Novel: Laut Bercerita