Sayang?

Sayang?
Iya sayang?
Eh baper...

Hmm anak muda jaman sekarang ya, susah buat gak kebawa perasaan kalau denger kata 'sayang' sayup-sayup mengisi ruang udara di sekitarnya. Atau enggak, baca chat dari orang yang nulis 'tayang' aja bisa baper. Hft..

Tapi gak itu sih intinya semua ini. Semua ini intinya bukan itu sih. Tapi ya emang bukan itu intinya sih. Yaudah geh..

Ah, sayang ya?
Bilangnya sayang tapi jarang nanya kabar.
Bilangnya sayang tapi nelfon aja susah.
Bilangnya sayang tapi lebih tahan chat sama gebetan ketimbang orang yang katanya di- 'sayang'.

Wes, maksudnya sayang karo sopo iki?

Sama Ayah dan Mama.
Dua manusia yang menjadi perantara Yang Maha Kuasa untuk merawat, mendidik, menyayangi, mengasihi, kadang memarahi, memberi uang jajan, menyuapi makan sarapan, makan siang, hingga malam waktu kita masih kecil dan belum bisa apa-apa.

Banyak ya, banyak banget malah hal-hal yang mereka lakukan buat kita yang kita mungkin gak sadar mereka ngelakuin itu.

Sedari kecil, ada di dekapan hangat mereka. Di bawah lindungan seorang ayah, dan dipayungi cinta kasih seorang mama. Kita.. Beruntung sekali!

Lalu, mulailah kita dewasa. Mulai melangkah dengan kaki kita sendiri. Mulai berani keluar dari perlindungan ayah dan menghadapi dunia dengan kekuatan sendiri.

Walaupun secara gak sadar, perlindungan ayah itu masih selalu ada, dan payung cinta Mama gak akan pernah jauh dari atas kepala.

Tapi, kedewasaan membawa kita jauh. Meninggalkan kedua jelmaan malaikat surgawi itu. Kita.. Secara gak sadar kadang melupakan mereka. Terlalu sibuk dengan pekerjaan, masalah cinta-cintaan, atau mungkin tugas yang gak karuan.

Dan tragisnya, kita seakan tak butuh mereka. Dengan kaki kuat kita, kita merasa bisa menaklukan dunia kita tanpa mereka. Padahal.. Tanpa lindungan Ayah yang kuat dan cinta Mama yang super sekali, kita bukan apa-apa. Kita gak akan bisa seberani itu menantang dunia.

Ah.. Padahal hati kecil itu bilang 'sayang'. Padahal otak itu kadang memikirkan. Padahal jemari kuat itu ingin sekali sekadar mengetik 'Assalamualaikum, ma. Udah makan? Sehat kan ma? Kakak sayang mama pake banget! Kangeeeen!!' tapi terhalang, jadi aja gak jadi dan akhirnya kelupaan.

Ayolah.. Jangan cuma hati itu aja yang bilang sayang.. Tunjukan!

Orang tua kita adalah orang-orang yang benar-benar beranjak tua. Sapalah, beri kabar, tanya kabar, katakan kalau kita menyayangi mereka. Pun jangan lupa bawa mereka di setiap doa. Jangan hanya cantumkan nama orang yang kita inginkan jadi jodoh kita.

Setidaknya itu bisa membuat mereka merasa 'ada' dan benar berharga buat anaknya. Membuat mereka cukup lega dengan tau kabar buah hatinya yang mereka jaga selama ini.

Orang tua kita, punya batas waktu. Begitu pun kita. Sebelum batas waktu yang gak bisa kita prediksi itu datang, tunjukan kalau kita benar menyayangi mereka. Walau sekadar pesan sederhana 'saya sayang ayah sama mama'.




Ah, hatimu tahu kan apa yang harus kamu lakukan setelah ini?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepikiran #3 Kepikiran

What Happened to My Twenty-Seventh

Human's Emotion Over a Novel: Laut Bercerita