Butuh Kopi Pahit!
Aku bertemu
pria ini beberapa bulan yang lalu. Di sebuah kedai kopi ketika aku sibuk dengan
duniaku sendiri dan tulisan-tulisanku yang kehilangan nyawa. Dia tiba-tiba
datang menghampiri mejaku dan menyapa dengan hangat. Oh tenang, ini bukan kisah
cinta kopi-kopi yang sudah banyak bertebaran, aku berharap.
“Arisa, ya?”
Kepalaku
bergerak seiring suara lelaki itu menghilang di udara dengan raga yang masih
utuh di depan mata.
“Maaf,
bicara dengan saya?”
“Kamu Arisa,
kan?”
Aku
menatapnya heran, dan ketika matanya mengarah pada minuman di mejaku yang
bertuliskan sebuah nama, aku mengerti. Aku mengangguk ragu mengiyakan pertanyaannya.
“Well,
finally I found you”
“What?”
tanyaku heran. Sebaliknya, dia tersenyum lebar.
Dia
mendekatkan tubuhnya ke arahku dan menunjuk sesuatu di luar kedai.
“Lihat ada
barongsai!” dia berseru.
Seketika
aku menolehkan pandangan ke arah luar kedai tetapi aku tidak mendapati apapun
di sana. Segera aku membalikkan tubuh dan..
-cup-
Aku
terdiam.
Pipiku
merona.
Pipiku
terasa panas dan dingin seketika saat sebuah kecupan menyentuh keningku.
Lelaki yang
tak ku kenal ini entah ada angin atau badai apa, dia mengecup keningku yang tak
pernah disentuh pria selama 27 tahun aku hidup. Dan bodohnya, aku masih
terdiam ketika dia melangkah mundur lalu tersenyum kemudian melambaikan tangan
lalu pergi.
Heh.. Apa
yang terjadi barusan?
Oh tidak!
Jidatku yang berharga! Tidaaaaaaakkkkkk…..
Aku
berteriak dan menutup wajahku sendiri karena malu hingga seseorang menepuk
pundakku. Sayup-sayup aku bisa mendengar suara perempuan memanggil namaku dan
aku tersentak dan mendapati beberapa orang di kedai itu tengah memperhatikanku.
Aku sendiri
mendapati minumanku sudah ada di pinggir meja dan di sebelahku sudah ada
seorang pelayan perempuan tersenyum ramah. Dengan senyuman tipis dia bertanya
keadaanku.
“Mbak Arisa
gapapa?”
“Eh? Iya
gapapa hehehe” jawabku canggung sambil membenarkan letak minuman.
“Syukur
kalau gitu” jawabnya lagi lalu mendekatkan diri kepadaku. “Mbak Arisa mimpi
siang-siang lagi” bisiknya padaku yang masih setengah sadar.
Wajahku secara
otomatis menatap perempuan itu dengan pandangan tak percaya. “What? Ketiduran
lagi?” tanyaku heran dan dia hanya tersenyum lalu pergi meninggalkan aku yang
sedang malu.
Aku
mengetuk-ngetuk kepalaku sendiri layaknya menyesali tidurku dengan mimpi indah mengejutkan barusan. Seharusnya aku pesan kopi pahit saja tadi bukannya minuman manis ala-ala begini. Tapi enak, sih dan pada akhirnya aku tetap menyeruput minumanku. Mimpi
indah barusan menyisakan haus dan panas di pipiku.
Sambil
memaki-maki diri sendiri saking malunya, aku membereskan laptop dan berbagai
pernak-perniknya. Baru saja menutup zipper tas, mataku tergiring pada sosok
seseorang yang baru saja masuk kedai kopi ini. Mataku mengikuti langkahnya
hingga dia berhenti untuk memesan. Seperti menyadari ada yang memperhatikan,
dia menoleh ke arahku dan terjadi kontak mata sepersekian detik sebelum aku
buru-buru mengambil tas dan beranjak pergi.
Tapi kali
ini aku tidak beruntung, atau sebenarnya beruntung karena lelaki itu kini sudah
ada di depan mejaku dan mengeluarkan suara yang terdengar hangat.
Finally I found you..
BalasHapusWhat the.. (ingin ku berkata kasar) hahah
Berkatalah bang berkata~~
HapusHarus nya si Arisa berkata "who the heck are you?" *greget
HapusTerus berkarya sist 👍
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusDia terlalu kaget, bang. Maklum jomblo 27 tahun ehehe thank you anyway~
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus