Butuh Kopi Pahit!
Aku bertemu pria ini beberapa bulan yang lalu. Di sebuah kedai kopi ketika aku sibuk dengan duniaku sendiri dan tulisan-tulisanku yang kehilangan nyawa. Dia tiba-tiba datang menghampiri mejaku dan menyapa dengan hangat. Oh tenang, ini bukan kisah cinta kopi-kopi yang sudah banyak bertebaran, aku berharap. “Arisa, ya?” Kepalaku bergerak seiring suara lelaki itu menghilang di udara dengan raga yang masih utuh di depan mata. “Maaf, bicara dengan saya?” “Kamu Arisa, kan?” Aku menatapnya heran, dan ketika matanya mengarah pada minuman di mejaku yang bertuliskan sebuah nama, aku mengerti. Aku mengangguk ragu mengiyakan pertanyaannya. “Well, finally I found you” “What?” tanyaku heran. Sebaliknya, dia tersenyum lebar. Dia mendekatkan tubuhnya ke arahku dan menunjuk sesuatu di luar kedai. “Lihat ada barongsai!” dia berseru. Seketika aku menolehkan pandangan ke arah luar kedai tetapi aku tidak mendapati apapun di sana. Segera aku membalikkan tubuh dan.. -cup- Aku ter...